Pendahuluan
Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk.,yakni berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, yang mana berdampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar.
Akibatnya adanya penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan sebesar Rp28,87 miliar, harga pokok penjualan disajikan terlalu rendah (understated)sebesar Rp28,8 miliar dan laba bersih disajikan terlalu tinggi overstated dengan nilai yang sama. Praktik manajemen laba ini juga pernah terjadi di luar negeri. AAER (Accounting and Auditing Enforcement Releases), suatu Divisi di The SEC (Security and Exchange Commision), pada tahun 2000 dalam Mulford dan Comiskey (2010), menerbitkan laporan tentang beberapa kasus manajemen laba, antara lain sebagai berikut:
Tabel 1 Praktik-praktik Manajemen Laba
No. |
Perusahaan |
Manajemen Laba |
1. |
Intile Design, Inc. AAER No. 1259, May 23, 2000. |
menilai terlalu rendah persediaan akhir agar pajak properti mengecil. |
2. |
System Software Associates, Inc. AAER No. 1285, July 14, 2000. |
mengakui pendapatan atas pendapatan yang tidak jelas apakah produk yang dikirim telah diterima pelanggan atau belum. |
3. |
ABS Industries, Inc. AAER No. 1240, Mar 23, 2000. |
membukukan penjualan tanpa adanya pesanan dari pelanggan, bahkan pada beberapa kasus produk belum selesai dibuat. |
4. |
Sirena Apparel, Inc. AAER No. 1673, Sept 27, 2000. |
tidak menutup pembukuan di kuartal Maret 1999 agar target penjualan periode tersebut tercapai dengan cara mengubah tanggal pada computer agar tanggal palsu tercetak di faktur. |
5. |
Guilford Mills, Inc. AAER No. 1287, Mar 23, 2000. |
Melakukan pembukuan palsu ke Buku Besar Hofman Laces (anak perusahaan) yang mengurangi utang dagang dan harga pokok penjualan dengan jumlah yang sama sehingga menaikkan laba. |
Penelitian-penelitian di Indonesia menghasilkan kesimpulan yang mendukung adanya praktik-praktik manajemen laba. Seperti yang dilakukan oleh Widyaningdyah (2001) penelitiannya yang berkesimpulan bahwa perusahaan yang terancam melanggar perjanjian utang cenderung melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba dalam rangka memperbaiki posisi tawarnya saat negosiasi ulang atau sebagai upaya melakukan go public untuk mendapatkan dana segar karena kesulitan dalam hal mencari dana pinjaman. Sedangkan manajemen laba untuk perusahaan yang go public dilakukan pada prospektus laporan keuangan perusahaan sebelum IPO agar investor tertarik menanamkan modalnya.berdasarkan uraian diatas penulis berkeinginan untuk mengkaji.
Tujuan Penelitian
Menganalisis Respon masyarakat didesa selatbaru terhadap kinerja Manajemen untuk Laba Real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk-produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang mekanisme Respon masyarakat didesa selatbaru terhadap kinerja Manajemen untuk Laba Real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis.
Dengan demikian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil kebijakan lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan penentuan sistem pemasaran yang akan diterapkan, sehingga dapat mendorong laju pembangunan. Bagi kalangan akademis terutama bagi mahasiswa, diharapkan tulisan ini dapat menjadi bahan kajian ilmiah sehingga dapat menambah pengetahuan dan refrensi dalam penulisan karya ilmiah lebih lanjut.
Landasan Teori
Untuk melihat fenomena yang ada kita perlu mengenal apa yang kita ketahui dalam sebuah teori yang berlaku dan ada yakni: manajemen laba. Manajemen laba itu adalah suatu teori yang lebih kita kenal sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dan tujuan tertentu, dalam batasan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU/GAAP), yang mengarah pada suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan oleh pihak manajemen. Praktek ini dibeberapa dekade terakhir terus berkembang di berbagai bisnis melakukan praktek manajemen laba sebagai alat untuk mempercantik dan merekayasa laporan keuangan suatu perusahaan.
Hal ini terjadi merupakan akibat dari hubungan asimetri antara manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tingkat kepentingan (keinginan) yang satu sama lain tidak sama, saling berseberangan. Manajemen menginginkan bonus yang tinggi (misalnya) dengan meningkatkan laba sehingga tercerminnya kinerja manajerial terhadap pengambilan keputusan berdasarkan pola pelaporan yang berlaku pada akuntansi manajemen pada tahun yang bersangkutan.
Maka, dalam hal ini banyak teknik yang dilakukan dalam praktek manajemen laba diantaranya: memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi (seperti: estimasi piutang tak tertagih, dll); misalnya lagi kebijakan akuntansi (seperti: mengganti metode untuk persediaan, penyusutan, dll); menggeser pengakuan pendapatan dan beban. Yang berakibat pada praktek manajemen laba tersebut memberikan tanda tanya sebagai tanda besar kepada pihak manajemen karena ketika praktek tersebut dilakukan out put (laporan keuangan) yang dibuat oleh manajemen tidak menggambarkan realita yang semestiknya. Apakah praktek manajemen laba tersebut diperbolehkan oleh PABU?, Apakah praktek manajemen laba tersebut tidak termasuk manipulasi?, dan Apakah manipulasi yang dilakukan oleh manajemen laba merupakan tindakan fraud?.
Untuk itu mari kita mengenal sebuah teori akuntansi manajemen. Akuntansi Manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai satu satuan usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) terhadap kinerja manajerial kharakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, Sistem akuntansi manajemen merupakan prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan dan menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan perusahaan. Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi manajerial sebagai pengambil keputusan antara lain : broad scope, timeliness, aggregation dan integration (Chenhall dan Morris, 1986 dalam Aida Ainul Mardiyah dan Gudono, 2001). Salah satu fungsi karakteristik sistem akuntansi manajemen adalah sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, serta mengurangi ketidakpastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan organisasi dengan tingkatan pencapaian sukses (Ietje Nazaruddin, 1998).
Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi efektif apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi akan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontigensi bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi, mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi akuntansi manajemen. Hal ini digambarkan bahwa informasi akuntansi manajemen sebagai sub sistem kontrol dalam organisasi, akan selalu dihadapkan dengan sub sistem kontrol lainnya seperti desentralisasi karena kedua sub sistem kontrol tersebut secara signifikan selalu ada dalam suatu organisasi. (Outley, 1980 dalam Ietje Nazaruddin, 1998)
Tingkat desentralisasi ini yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap karakteristik
informasi akuntansi manajemen. Dampak interaksi antara sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi akan semakin positif terhadap kinerja manajerial. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pembuat keputusan akan mendukung kualitas keputusan yang akan diambil dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial
Penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja berarti penilaian atas perilaku manajer dalam melaksanakan beban yang mereka mainkan dalam organisasi secara efektif dan efisien. Terhadap pengakuan transaksi yang real dengan pendapatan terdadap proses pengambilan keputusan .Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya hasil penelitian yang berbeda-beda. Miah and Mia (1996), Ietje Nazarudin (1998), Aida Ainul Mardiah dan Gudono (2001), Tjhai Fung Jen (2002) berhasil membuktikan bahwa sistem akuntansi manajemen berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajer. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rustiana (2002) belum berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajer. Hasil penelitian lainnya dilakukan Aulia Fuad Rahman . penelitian gap research yang menunjukkan bahwa setiap penelitian memiliki situasi dan kondisi yang menyebabkan pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen tidak sama yang diterapkan pada beberapa obyek penelitian yang dikaji oleh para peneliti tersebut.untuk menganalisis pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) terhadap kinerja manajerial dalam pengambilan keputusan.
Metode Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Mengkaji Respon masyarakat didesa selatbaru terhadap kinerja Manajemen untuk Laba real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis. alasan penelitian ini menggunakan korelasi kerana untuk menguji dan menganalisis signifikansi dan besaran sumbangan yang ditujukan untuk produk–produk syariah yang ada pada bank-bank konvensional terhadap kebijakkan strategis dari bank tersebut.
Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di desa selat baru khususnya konsumen bank syariah atau masyarakat umum seperti yang ada pada tabel dibawah ini
Tabel 2
Populasi berdasarkan produk bank syariah yang ada di pulau bengkalis
Bank |
Tabungan |
pinjaman |
Deposito |
BRI |
Ada |
Ada |
Tidak ada |
BSM |
Ada |
Ada |
Tidak ada |
Bank RIAU |
Ada |
Ada |
Ada |
2. sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono: 2007:73) sampel diambil melalui cara-cara tertentu dengan karakteristik tertentu yang bisa dianggap mewakili populasi tahapan melakukan besaran sampel pad penelitian ini dilakukan dengan cara (1) identifikasi strata, (2) Identifikasi umur.sehingga besaran sampelnya dapat dilihat melalui tabel dibawah ini
Tabel 3
Hasil perhitungan besaran sampel pada penelitian ini
No |
Strata |
P |
Q |
No |
N |
1 |
Tingkatan pendidikan |
0.36 |
0,65 |
288 |
92* |
2 |
Umur |
0,65 |
0.34 |
231 |
85 |
Hasil diatas didapat dengan memakai rumus cochran strata jenis di peroleh angka yang tertinggi pada tingkat pendidikan yakni 92 angka tersebut dipilih sebaggai ukuran besaran sampel sehingga populasinya 92x 100 % = 68,65 % dibulatkan 69 %
134
Jenis dan Sumer Data
1. Data primer
Data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menyebar angket kuesiner kepada responden dan observasi secara individu atau perseorangan
2. Variabel yang diukur
Variabel yang akan diukur adalah varibel yang berhungan dengan manajemen laba, transaksi dan pendapatan terhadap produk bank syariah.
Pembahasan Dan Hasil Penelitian
EARNING power adalah level keadaan yang akan di tunjuk kepada bagimana manajerial memperoleh laba yang tersedia dan juga mengukur keseluruhan efisiensi dalam pengelolaan asset dengan rasio sebagai berikut:
a. Net Frofit Margin NPM NET FROFIT AFTER TAXES
SELES
b. Return On Equity (ROE) ROE net profit after taxes
stockholder equity
c. return on investment (ROI) ROI net profit after texes
Total asset
Menurut Mulyadi (1997) akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu tipe akuntansi yaitu akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe akuntansi diantara dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sedangkan sebagai salah satu tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan manajeral.
Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. Akuntansi manajemen juga menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu para pekerja, manajer, dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson, 1995). Secara tradisional informasi manajemen didominasi oleh informasi financial, tetapi dalam perkembangannya ternyata peran informasi non financial juga menentukan. Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal : obyek informasi, alternatif yang akan dipilih dan wewenang manajer. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan obyek informasi, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif yang dipilih, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial. Penelitian Chenhall dan Morris (1986) menemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial yaitu terdiri dari informasi broad scope,timeliness, agregasi dan integrasi. kharakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) kinerja manajerial.
Hal ini dapat digambarkan bahwa informasi akuntansi manajemen sebagai sub sistem kontrol dalam organisasi, akan selalu dihadapkan dengan sub sistem kontrol lainnya seperti desentralisasi karena kedua sub sistem kontrol tersebut secara signifikan selalu ada dalam suatu organisasi. (Outley, 1980 dalam Ietje Nazaruddin, 1998) Tingkat desentralisasi akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen. Dampak interaksi antara sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi akan semakin positif terhadap kinerja manajerial. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pembuat keputusan akan mendukung kualitas keputusan yang akan diambil dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja berarti penilaian atas perilaku manajer dalam melaksanakan beban yang mereka mainkan dalam organisasi secara efektif dan efisien.Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya hasil penelitian yang berbeda-beda. kriteria umum mengenai karakteristik informasi yang baik dapat dijabarkan pada pembahasan berikut :
Akuntansi Akrual
Laporan keuangan biasanya disajikan dengan menggunakan basis akrual. Hal ini dikarenakan basis akrual lebih baik daripada basis kas dalam mengukur kinerja dan kondisi keuangan MANAJERIAL
- Statement of Finacial Accounting Concepts
Menyatakan bahwa information about enterprise earnings based on accrual accounting generally provides a better indication of enterprises’ present andcontinuing ability to generate cash flows than information limited to the financial aspects of cash receipts and payments
Prinsip akuntansi telah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun prinsip ini memiliki keterbatasan yang dikarenakan fleksibilitas yang diperbolehkannya. Laporan keuangan dengan basis akrual meliputi banyak estimasi dan pertimbangan.
Ada dua konsekuensi bagi akuntansi akrual dengan diperbolehkannya pertimbangan manajemen dalam pelaporan laba, yaitu manajer bisa menggunakan pertimbangan tersebut untuk meningkatkan informativeness laporan keuangan atau menggunakannya secara opportunistic untuk keuntungan pribadinya atau perusahaan. Hidayati dan Zulaikha (2003) dalam Suharli (2006) membagi tipe akrual menjadi dua,yaitu:
a) Discretionary accruals yaitu pengakuan akrual laba atau beban yang bebas, tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen, dan
b) Nondiscretionary Accruals yaitu pengukuran laba yang wajar, yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Gumanti (2000), serta Midiastuty dan Machfoedz (2003) juga menyetujui bahwa discretionary accrual memberikan manajer fleksibilitas untuk menentukan besarnya transaksi akrual, seperti penentuan pencadangan piutang tak tertagih, biaya garansi, nilai persediaan dan penentuan saat sertajumlah extraordinary items.Akibatnya discretionary accruals ini seringkali digunakan sebagai proksi dilakukannya manajemen laba. Sementara itu, nondiscretionary accruals meliputi pemilihan metode akuntansi akrual oleh manajer yang diharapkan akan digunakan secara konsisten dalam menyajikan laporan keuangan. Contohnya adalah pemilihan metode depresiasi dan kebijakan akuntansi untuk pengakuan pendapatan. Scott (2006) Manajemen Laba adalah, yang menyatakan bahwa Earnings Management is the choise by manager of accounting policies so as to achieve some spesific objectives.
Definisi tersebut dibagi menjadi dua.
- earnings management
konsep ini dipandang sebagai pelaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak hutang dan political costs (Oportunistic Earnings Management).
- earnings managements
konsep ini dipandang sebagai efficient contracting,dimana manajemen laba memberi manajer fleksibilitas untuk melindungi perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga dan untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak(Efficient Earnings Management).
Menurut Healy dan Wahlen (1999) dalam Meutia (2004:335) juga menyatakan bahwa manajemen laba diartikan sebagai suatu tindakan manajemen yang mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan economic advantage yang keliru kepada organisasi, dalam jangka panjang akan sangat mengganggu bahkan membahayakan. Schipper (1989) mengatakan earnings management sebagai a purposeful intervention by management in the earnings determina tion process, usually to satisfy selfish objectivesMenurut Assih dan Gudono(2000) dalam Rahmawati dan Baridwan (2004), manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengajadalam batasan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk mengelola pelaporan laba.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen laba adalah penggunaan pertimbangan manajemen dalam pemilihan kebijakan akuntansi perusahaan untuk pelaporan keuangan dalam batasan prinsip akuntansi yang berlaku umum, untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya maupun nilai manajerial. Jenis Manajemen laba Menurut Fudenberg dan Rirole (2000) dalam Suharli (2005) manajemen laba terbagi menjadi dua, yaitu
a) Income Increasing Earnings Management.
Jika laba masa kini relatif rendah dan diperkirakan laba masa depan tinggi, manajer akan menggunakan pilihan prosedur akuntansi untuk meningkatkan discretionary accruals masa kini;
b) Income DecreasingEarnings Management.
Jika laba masa kini relatif tinggi dan diperkirakanlaba masa depan rendah, manajer akan mengggunakan pilihan prosedur akuntansi untuk meningkatkan discretionary accruals masa kini.
Mekanisme Manajemen Laba adalah :
a) Income Shifting. Income Shifting adalah proses pengelolaan laba dengan memindahkan income dari satu periode ke periode lain. Income Shifting dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan atau beban. Contohnya menunda pengakuan beban dengan cara mengkapitalisasikannya, mengalihkan beban ke periode berikutnya dengan mengadopsi metode akuntansi tertentu dan lain.
b) Classificatory Earnings Management.Earnings management juga dapat dilakukan dengan cara mengklasifikasikan pendapatan dan beban di bagian tertentu dalam laporan laba rugi. Bentuk paling umum dari classificatory earnings management yaitu memindahkan beban keurutan bawah, biasanya bersama dengan unsual and nonrecuring item, agar kurang diperhatikan. Berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.Big four berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah Memiliki akun Current Portion of Long Term Debt (CPLT) dan data yang lengkap yang diperlukan dalam penelitian berikut tabel yang menerang manajemen laba:
Tabel 4. Bukti Manajemen Laba dari Studi Deskriptif dari sampel bank
konvensional yang dipulau bengkalis pada produk-produk yang berbasis
syariah.(Hasil pengolahan data)
Rugi rendah |
Jarang |
Laba rendah |
Umum |
Penurunan sedikit pada laba |
Jarang |
Kenaikan sedikit pada laba |
Umum |
Memenuhi atau melebihi sedikit angka prediksi |
Banyak |
Meleset dari angka prediksi |
Jarang |
|
|
Laba yang rendah seharusnya sama atau hampir sama kejadiannya dengan rugi rendah, begitu pula kenaikan sedikit pada laba dan penurunan sedikit pada laba. Tabel di atas menunjukkan tidak adanya distribusi normal atas laba sebagai dugaan kuat dilakukannya praktik-praktik manajemen laba pada laporan keuangan bank-bank konvensional yang mempunyai Produk-produk berbasiskan syariah yang beroperasi di pulau bengkalis.
Timbul pertanyaan bagi peneliti, Apakah Manajemen Laba, Baik atau Buruk?
Anggapan tentang baik atau buruknya manajemen laba masih menjadi perdebatan dan persoalan yang rumit. Menilai baik atau buruknya manajemen laba tergantung pada teknik yang digunakan dalam melakukan manajemen laba serta motivasi dan tujuan dilakukannya manajemen laba tersebut. Mulford dan Comiskey (2010) mengatakan bahwa kalangan masyarakat akademisi, dengan asumsi bahwa laporan keuangan telah mengungkapkan seluruh manajemen laba yang dilakukan, menilai manajemen laba adalah baik atau tidak buruk. Sedangkan kalangan praktisi dan regulator meyakini bahwa manajemen laba akan menimbulkan persoalan yang dapat berdampak kemana-mana.Seperti telah dijelaskan di muka, agar bermanfaat bagi para pemakai, maka kualitas laporan keuangan perlu dijaga.
Dalam PSAK-Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Pelaporan Keuangan, telah disebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berkualitas. Empat karakteristik kualitatif tersebut adalah dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Lebih lanjut, dalam PSAK-Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Pelaporan Keuangan disebutkan bahwa informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa. Informasi dikatakan relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi dikatakan andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dan apa adanya. Informasi yang relevan tetapi tidak dapat diandalkan berpotensi menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya. Selain itu, informasi harus diarahkan pada kepentingan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kepentingan pihak tertentu.
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak dan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan.Penyusun laporan keuangan terkadang menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat aset, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.Praktik-praktik manajemen laba dapat memengaruhi relevansi penyajian laporan keuangan sehingga laporan keuangan tidak membantu bahkan dapat menyesatkan para pemakainya dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan karena penyusun laporan keuangan, dalam hal ini manajer, tidak menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya.
Manajemen laba membuat laporan keuangan tidak dapat diandalkan, menyesatkan, mengandung kesalahan material, dan bukan merupakan penyajian yang jujur dan apa adanya. Selain itu, informasi yang disajikan pada laporan keuangan diarahkan pada kepentingan pihak tertentu yang menguntungkan beberapa pihak dan dapat merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan.
Dalam menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, penyusun laporan keuangan yang melakukan manajemen laba tidak menggunakan pertimbangan sehatnya dalam penyusunan laporan keuangan, tidak mengutamakan unsur kehati-hatian dalam melakukan pekiraan dalam kondisi ketidakpastian, melainkan bertindak berdasarkan pertimbangan kepentingannya, sehingga aset atau penghasilan dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan rendah, atau sebaliknya.
Jadi dengan kata lain pengaruh langsung dan tidak langsung dapat kita lihat setelah dilakukan pengolahan data sampel yang didapat pada koesioner yang dijawab oleh para nasabah yang ada dipulau Bengkalis adalah sebagai berikut:
- untuk X1 (produk).
Y X1 ; PyX1PyX1
= 0,102 X 0,102
= 0,0104
= 10 %
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontribusi produk terhadap transaksi real yang berjalan terhadap respon masyarakat untuk manajemen laba dalam pengambilan keputusan kebijakan bank konsional yang berbasiskan pada produk syariah hanya
10 % mempengaruhinya, sedangkan faktor lain dipengaruhi oleh produk bank yang berbasis konvensional dikarenakan bank belum fokus mengelola produk bank yang berbasiskan syariah.
- untuk respon masyarakat selatbaru terhadap produk-produk yang berbasiskan syariah pada bank konsional yang ada dipulau bengkalis (X2).
Y X2 ; PyX2PyX2
= 0,02 X 0,02
= 0,004
= 4 %
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontribusi respon masyarakat selat baru terhadap transaksi real yang berjalan terhadap respon masyarakat untuk manajemen laba dalam pengambilan keputusan kebijakan bank konsional yang berbasiskan pada produk syariah hanya 4 % mempengaruhinya hampir dapat dikatakan tidak mempengaruhi sama sekali, sedangkan faktor lain dipengaruhi oleh produk bank yang berbasis konvensional dikarenakan produk bank syariah hampir sama dengan yang dikonvensional sehingga belum fokusnya Pengelolaan produk bank yang berbasiskan syariah.
- untuk kinerja Manajemen Laba Real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis (X3)
Y X3 ; PyX1PyX2 PyX3
= 10% X 4% X 2%
= 80%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontribusi kinerja menentukan laba real transaksi tanpa didukung dengan laba real maka peluang untuk memasarkan produk-produk yang berbasiskan syariah sedikit karena hanya menopang 20 % saja dibandingkan kinerja 80 % yang diharapkan oleh manajemen dalam sudut akuntasi manajemennya.
- Untuk traksaksi terhadap pendapatan dan laba terhadap kebijakan strategis dari hasil yang dikeluarkan oleh spss nilai koefisien determinasdinya yang sudah disesuaikan sebesar 0,569 artinya variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel inmdependen adalah sebesar 100 % - 56,9 % = 43,41 % jadi sebagian variabel bebas dijelaskan oleh inependent jadi skemanya:
Produk syariah pada bank konvensional
maupun bank syariah
Respon Masyarakat diDesa Selatbaru Manajemen laba dan kinerja
terhadap kebijak strategis
Transaksi Real
Tabel 5
Karakteristik Mengenal produk Bank syariah
Berdasarkan status sosial dimasyarakat
No |
Jenis Pekerjaan |
Frequeny |
Percent |
1 |
Pelajar/ Mahasiswa |
10 |
2 |
2 |
Swasta/Profesional |
45 |
46,5 |
3 |
Pegawai Negeri |
40 |
43.5 |
4 |
Lain-lain |
5 |
8 |
Sumber: data primer (diolah)
Tabel diatas memperlihatkan karakteristik mengenal produk bank syariah berdasarkan pekerjaan responden, yang hanya mengenal produk bank syariah hanya yang bekerja di sektor swasta dan pegawai negeri yang pelajar/ mahasiswa .Dan untuk yang lainnya masih belum tergarap secara profesional yakni sekitar 10 % tidak kenal dengan produk syariah atau hanya mengenal tanpa mengetahui apa produk syariah itu ada atau hanya ganti kulit saja Cuma perwujudan dari bank konvesional untuk mencari pangsa pasar yang baru.
Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik/manajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan beberapa usaha. Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian karena banyak aspek dan kepentingan yang terkait. Dengan penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan integrasi vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya.
Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan prosentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko.Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (atau perusahaannya sendiri). Peluang untuk mencapai laba tersebut timbul karena metode akuntansi, memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda dan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektivitas dalam menyusun estimasi (Worthy, 1984 dalam Saputro dan Setiawati, 2004). Isu bagaimana pasar merespon informasi akuntansi, terutama laba dan komponennya merupakan hal yang penting bagi partisipan modal. laba yang akan datang dan aliran kas dan menyimpulkan bahwa manajer memilih akrual untuk meningkatkan keinformatifan (informativeness) laba akuntansi. Disamping itu, akrual memungkinkan manajer mengkomunikasikan informasi privat mereka dan oleh karena itu meningkatkan kemampuan laba untuk mencerminkan nilai ekonomis perusahaan.
Keputusan manajemenperusahaan yang memilih untuk melakukan manajemen laba dengan cara incomeincreasing accruals akan membawa konsekuensi terhadap kinerja perusahaan yang akan mengalami suatu kenaikan pada periode sesudahnya. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan adanya manajemen laba dalam beberapa kasus. kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manjerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi Untuk menilai bagaimana keberhasilan dapat dilihat dari kinerja perusahaan. Dasar logika dari pengukuran berdasar akuntansi adalah bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga semakin meningkat sehingga kinerja perusahaan semakin baik tidak adanya perbedaan kinerja yang signifikan,baik dari segi rasio keuangan tindakan window dressing atas pelaporan keuangan perusahaan dengan menunjukkan kekuatan-kekuatan yang lebih baik sehingga menarik bagi perusahaan target pasar untuk melakukan kegiatan marketing. Secara teori, setelah ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi
adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan meningkat.
Penilaian kinerja perusahaan di dasarkan pada rasio-rasio keuangan dan manajemen laba di sekitar periode pengamatan. Rasio keuangan yang digunakan adalah : current ratio, quick ratio,total asset to debt ratio, net work to debt ratio, total asset turnover, ROI, ROE,NPM, dan OPM.
Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Respon masyarakat di Desa Selatbaru terhadap kinerja Manajemen untuk Laba Real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis maka dapat diraik kesimpulan sebagai berikut:
- Dari 43 indikator pertanyaan yang telah dijawab responden dengan menggunakan analisis regresi dan untuk mereduksi menjadi struktur yang diklasifikasikan dalam pengambilan kesimpulan dari penelitian ini.
- Produk mempunyai pengaruh yang signifikan Respon masyarakat di Desa Selatbaru terhadap kinerja Manajemen untuk Laba Real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis dalam hal ini semakin kuat dan tahu akan keberadaan dari produk bank syariah tersebut.
- Respon masyarakat di Desa Selatbaru terhadap kinerja Manajemen untuk Laba Real
Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis cukup baik dan masih banyak yang belum tahu tentang keberadaan dari produk sayariah dalam hal ini potensi yang sangat baik dan merupakan pangsa pasar yang belum terkelola dengan baik.
- Real Transaksi, dan Pendapatan terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis masih kurang dari harapan yang diinginkan dikarenakan masih bekum tergarap dan terkelola secara baik sehingga produk syariah di bayangi produk bank konvensional.
- Manajemen Laba terhadap kebijakan Strategis produk–produk yang berbasiskan syariah pada bank-bank konvensional dipulau bengkalis belum begitu signifikan dsari yang diharapkan hanya sebagai pemain dengan posisi yang sangat kecil dari yang diharapkan.
- Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan.
- Kualitas laba bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, bisnis, atau investasi. Kualitas laba dapat mengurangi biaya modal yang merupakan unsur-unsur penting dalam pengambilan keputusan investasi, Kualitas laba dapat meningkatkan return saham dalam hubungannya dengan kenaikan laba. Manajemen laba dapat dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan terkait dengan kepemilikan saham manajemen. Manajemen laba dapat sinkron dengan kebermanfaatan informasi laba dalam pengambilan keputusan tetapi dapat juga tidak. Perluasan pengungkapan dapat memudahkan keputusan pemanfaatan informasi di samping laba dalam pengambilan keputusan investasi, misalnya informasi aliran kas pada waktu tingkat manajemen laba semakin tinggi.
Daftar Pustaka
Agnes Utari Widyaningdyah (2001), Analisis Faktor-faktor Yang berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia, Jurnal Akuntansi & Keuangan,November Vol. 3 No. 2.
Atkinson, Antony.A.1995 Management Accounting Prentice Hall. New Jersey
Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rohmatika. 2012. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Malang : Universitas Brawijaya
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE UGM
Cutlip, Scott M.,dkk.. 2006. Effective Public Relations, Jakarta : Prenada Media group.
Hidayati, Siti Munfiah dan Zulaikha. 2003. Analisis Perilaku Earning Management: Motivasi Minimalisasi Income Tax. Universitas Diponegoro Semarang.Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya.
Mulford, Charless W. dan Eugene E. Comiskey. 2010. Deteksi Kecurangan Akuntansi The Financial Numbers Game,Jakarta: PPM Manajemen.
Midiastuty, Pratana Puspa. Dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 6 Surabaya tanggal 16-17 Oktober.
Muchadarsyah. 2000. Manajemen dan Bank. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Miah, N. Z. dan Mia, L. 1996. Desentralisation and Accounting Control of Government organization: A New Zealand Empirical Study. Financial Accountability and Management. Vol. 12, No. 3: 173-189.
Mia, L dan Clarke. 1998. Managerial Attitude, Motivation, and Effectiveness of Budget Participation. Accounting Organization and Society, Vol. 13, No. 5: 465-475.
Nazaruddin, Ietje. 1998. Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 1. N0 2. Hal 141-162.
Rustiana. 2002. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Desentralisasi dan Perceived Environmental Uncertainty (PEU) terhadap Kinerja Manajerial: Three Way Interaction. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. 2 (2), 70-82.
Suharli, 2006. AKUNTANSI untuk bisnis jasa dan perdagangan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Baca Juga: